Apakah TikTok PayLater Menggunakan DC Lapangan? Ini Faktanya di 2025

Daftar Isi


TikTok bukan cuma tempat nonton video lucu atau cari tren terbaru. Sekarang, lewat TikTok Shop, kita bisa belanja langsung dan bayarnya nanti pakai fitur TikTok PayLater.

Tapi pertanyaan penting muncul: kalau telat bayar, apakah TikTok PayLater akan mengirim debt collector (DC) ke rumah? Apakah bisa sampai segitunya?

Artikel ini membahas itu semua—dengan data, pengalaman pengguna, dan regulasi terbaru tahun 2025.

Mengenal TikTok PayLater di 2025

TikTok PayLater adalah layanan buy now, pay later (BNPL) yang memungkinkan kamu membeli produk dari TikTok Shop dan membayarnya belakangan, baik secara penuh maupun cicilan.

Di balik layanan ini, TikTok bekerja sama dengan pihak ketiga, salah satunya Atome Indonesia, yang menangani proses pembiayaan dan penagihan. Artinya, meskipun kamu menggunakan fitur dari TikTok, yang menangani urusan utang-piutang bukan langsung dari ByteDance, melainkan dari mitra keuangan mereka.

Apa Itu DC Lapangan?

“DC lapangan” adalah istilah populer di Indonesia untuk menyebut penagih utang yang datang langsung ke rumah, tempat kerja, atau alamat lain yang tercatat.

Berbeda dari penagihan digital yang lewat WhatsApp, telepon, atau email—kunjungan fisik dari DC lapangan seringkali dianggap sebagai bentuk tekanan lebih besar. Biasanya ini dilakukan jika penagihan digital sudah gagal atau diabaikan.

Tapi, penting untuk dicatat: tidak semua keterlambatan akan langsung berujung pada kedatangan debt collector.

Merangkum dari berbagai sumber, termasuk keluhan konsumen, tanggapan resmi dari mitra TikTok, hingga regulasi OJK, berikut penjelasan mendalam tentang praktik penagihan TikTok PayLater di lapangan:

1. Ancaman DC Lapangan Itu Nyata—Tapi Tidak Selalu Terjadi

Salah satu pengguna di situs MediaKonsumen melaporkan bahwa baru telat 5 hari membayar cicilan TikTok PayLater, ia langsung dihubungi oleh pihak penagihan dengan ancaman akan dikunjungi ke rumah. Belum sampai sebulan nunggak, tapi tekanan sudah datang.

Tanggapan resmi dari pihak Atome Indonesia, mitra TikTok PayLater, tidak membantah soal kemungkinan itu. Mereka hanya menyarankan agar pengguna langsung menghubungi layanan pelanggan untuk menyelesaikan pembayaran.

Hal ini menunjukkan bahwa ancaman kunjungan lapangan digunakan sejak awal keterlambatan, meskipun belum tentu benar-benar terjadi.

2. Bagaimana Tahapan Penagihan TikTok PayLater?

Sistem penagihan umumnya dilakukan secara bertahap dan bersifat eskalatif. Begini alurnya:

  • 0–30 Hari Keterlambatan

    • Notifikasi otomatis lewat aplikasi TikTok

    • SMS & email pengingat

    • Panggilan dari call center penagihan

  • 30–90 Hari Keterlambatan

    • Panggilan dan pesan intensif via WhatsApp

    • Ancaman eskalasi ke DC lapangan

    • Peringatan akan dilaporkan ke sistem SLIK OJK (semacam “BI Checking” versi baru)

  • Di Atas 90 Hari Keterlambatan

    • Debt collector bisa dikirim ke alamat sesuai data pengguna

    • Fokusnya negosiasi atau penagihan langsung, bukan intimidasi

Tapi perlu dicatat, tidak semua kasus akan sampai ke tahap DC lapangan. Banyak faktor yang memengaruhi, seperti nilai utang, respons pengguna, dan riwayat pembayaran.

3. TikTok PayLater Menggunakan Pihak Ketiga, dan Itu Pengaruh Besar

Karena penagihan dilakukan oleh mitra pembiayaan seperti Atome, standar dan cara kerja bisa berbeda antar agen. Di sinilah variasi pengalaman pengguna muncul.

Ada yang hanya menerima pengingat digital. Tapi ada juga yang langsung mendapat pesan WhatsApp dari nomor tak dikenal dengan ancaman kunjungan. Bahkan di beberapa forum, pengguna melaporkan sempat didatangi oleh orang yang mengaku dari “pihak penagihan” TikTok, meski tanpa seragam resmi atau surat tugas yang sah.

4. DC Lapangan Bukan Langkah Pertama, Tapi Bisa Terjadi

Kunjungan lapangan bukanlah metode utama. TikTok PayLater, sama seperti Shopee PayLater, Kredivo, atau Akulaku, lebih mengandalkan penagihan digital karena lebih murah dan cepat.

Namun, untuk tagihan dengan nilai besar, atau jika keterlambatan sudah terlalu lama dan tidak ada respons dari pengguna, maka kunjungan lapangan bisa dilakukan. Terutama jika pengguna tidak menunjukkan itikad baik.

Seringkali ancaman kunjungan digunakan sebagai tekanan psikologis agar pengguna segera menyelesaikan tagihan—meskipun DC-nya belum tentu benar-benar dikirim.

5. Apa Kata Regulasi? DC Lapangan Harus Punya Etika

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatur bahwa:

  • Penagihan hanya boleh dilakukan pukul 08.00–20.00

  • DC lapangan harus bersertifikasi dari APPI (Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia)

  • Tidak boleh mengancam, memaksa, atau mempermalukan di depan umum

  • Kunjungan wajib didahului pemberitahuan tertulis

  • Jika melanggar, pengguna berhak lapor ke OJK via nomor 157 atau situs resmi mereka

Ini penting diketahui karena banyak pengguna tidak sadar bahwa mereka punya hak untuk menolak intimidasi.

6. Apakah Tagihan Kecil Bisa Didatangi DC Lapangan?

Secara teknis bisa, tapi kemungkinannya kecil.

Mengirim DC ke rumah itu ada biayanya. Karena itu, biasanya hanya dilakukan untuk utang yang nominalnya besar atau akun yang dianggap “berisiko tinggi”. Untuk tagihan di bawah Rp1 juta, biasanya cukup dengan reminder digital saja.

Namun begitu, ancaman kunjungan tetap bisa dikirimkan, walau realisasinya jarang terjadi.

7. Tips agar Tidak Sampai Didatangi DC

  • Gunakan TikTok PayLater hanya jika kamu yakin bisa membayar tepat waktu

  • Pasang pengingat jatuh tempo di ponsel

  • Jika telat, segera hubungi CS resmi TikTok PayLater di aplikasi atau email, jangan diam

  • Pantau transaksi secara berkala untuk menghindari kesalahan sistem

  • Simpan bukti pembayaran dengan baik

Kalau kamu merasa diperlakukan tidak adil, jangan takut. Laporkan ke OJK atau cari bantuan hukum. Jangan biarkan tekanan psikologis dari DC memengaruhi hak dan kewajibanmu sebagai pengguna layanan.

Posting Komentar